Minggu, 11 Mei 2025

Menemukan Makna dalam Setiap Tantangan: Sebuah Obrolan bersama Mahasiswi Keperawatan

        Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan ujian. Setiap langkah yang kita ambil akan membawa pengalaman baru yang tak hanya menguji keteguhan, namun juga mengajarkan hikmah dan memberi kekuatan untuk terus melangkah maju. Wawancara ringan ini terinspirasi dari salah satu teman saya yang sekarang sedang menempuh pendidikannya di Universitas Aisyiyah Surakarta. Beberapa waktu lalu, dia sangat suka membagi cerita pengalaman baru di dunia praktiknya kepada saya. Dari cerita yang dia bagikan itu, membuat saya menyadari dua hal penting. Pada satu sisi saya sangat bangga atas perjuangannya untuk selalu belajar dan bertahan. Di sisi lain, dengan mendengar ceritanya yang membahas tentang begitu banyak peristiwa di rumah sakit menyadarkan kepada saya (khususnya) bahwa setiap manusia memiliki kebahagaiaan dan ujian hidupnya masing-masing. Berikut satu, dua cerita hidup yang akan teman saya bagikan kepada kita semua melalui wawancara ringan pada Minggu (11/5/2025) lalu:

Perkenalkan nama kamu!

Narasumber: Namaku Luthfiah Nurrohman Putri, biasa dipanggil Fifi.

Sekarang sedang menempuh semester berapa?

Narasumber: Aku sekarang sedang menempuh semester 6, Prodi D3 Keperawatan, Universitas Aisyah Surakarta.

Apa alasan kamu ingin menjadi perawat, sehingga kamu memilih untuk berkuliah di jurusan tersebut?

Narasumber: Aku memilih jurusan ini berawal dari keinginan untuk mengikuti jejak ibu, yang mana ibuku merupakan bidan. Jadi, setidaknya Aku juga ingin untuk berkuliah di jurusan kesehatan.

Apa tantangan terbesar kamu selama praktik?

Narasumber: Tentunya tantangan yang datang sangat banyak, entah dari internal diriku sendiri maupun eksternal. Salah satunya yaitu manajemen emosional di lahan praktik dan ketika keadaan darurat. Hal tersebut membutuhkan perjuangan agar terbiasa.

Bagaimana kamu menghadapi tantangan tersebut?

Narasumber: Aku menghadapinya dengan terus berusaha seprofesional mungkin. Misal, ada pasien yang code blue (sebuah kode yang menunjukkan pasien sedang mengalami henti jantung atau henti napas). Kami semua termasuk para perawat senior sedang menyiapkan alat untuk membantu Resusitasi Jantung Paru (RJP) - tindakan medis mendesak untuk memulihkan fungsi jantung dan pernapasan pada pasien henti jantung -; ada yang menghubungi residennya, dan kami mahasiswa sibuk membantu perawat senior untuk menyiapkan alat resusitasi. Dalam keadaan genting tersebut, terdapat keluhan infus macet dari pasien lain. Gambaran keadaan tersebut sedikit membuat kontrol emosiku susah, sehingga tanpa sadar Aku mengeluarkan nada agak tinggi. Dari situlah Aku dapat mengambil pelajaran agar sebisa mungkin untuk tetap fokus dan profesional.  

Coba ceritakan pengalaman yang paling berkesan selama praktik!

Narasumber: Banyak sekali cerita atau kejadian yang berkesan. Salah satunya yaitu, aku pernah mendapati salah satu pasien (seorang nenek) yang akan pulang, lalu Aku memutuskan untuk mengantarnya sampai rumah. Pasien tersebut mengucapkan terima kasih berkali-kali karena sudah dirawat dengan baik dan sabar, serta mendo'akan agar proses belajarku berjalan lancar.

Mengapa pengalaman tersebut menjadi yang paling berkesan?

Narasumber: Karena do'a yang nenek itu ucapkan terdengar sangat tulus. Terlihat dari tatapan mata yang dalam sambil memegang erat tanganku. Aku yang saat itu sebenarnya sedang kehilangan mood untuk bertugas, menjadi benar-benar tersentuh dan membuatku kembali bersemangat. 

Apa saja pelajaran hidup yang dapat kamu ambil selama praktik?

Narasumber: Banyak sekali pelajaran yang Aku dapat. Mulai dari teori-teori langsung yang aku dapatkan dari lapangan misal, dipaksa untuk berpikir kritis, tanggap, dan tepat. Yang mana pada intinya, Aku mendapat teori/pelajaran yang tidak aku dapatkan di ruang kelas. Selain itu, saat memberikan pelayanan kepada pasien, Aku lebih banyak belajar bagaimana cara menempatkan diri dan menghadapi pasien dengan karakter yang berbeda-beda atau bahkan unik. Hal tersebut membuat Aku belajar untuk menjadi profesional dan dapat membesarkan empati apapun karakter pasien.

Dari pengalaman tersebut, apakah menjadikan kamu semakin ingin menjadi perawat?

Narasumber: Ya, benar sekali. Aku menjadi semakin mantap untuk menjadi perawat di esok hari. Karena pengalaman di lahan praktik sendiri, Aku berhasil menemukan karakter dan passionku.

Berikan tanggapan seputar kesejahteraan yang diberikan pemerintah untuk nakes di Indonesia!

Narasumber: Mungkin menanggapi isu-isu yang beredar seputar kesejahteraan nakes, ya. Jujur, Aku cukup sedih. Dengan jam terbang yang overload dan kesejahteraan yang belum rata dari pemerintah. Mungkin jika pemerintah belum bisa untuk menaikkan gaji perawat, setidaknya kami berharap untuk memperbaiki sistem BPJS, mengingat regulasinya sekarang yang merugikan masyarakat menengah ke bawah.

Apakah pengalaman praktik kamu selama kuliah akan mempersiapkan kamu untuk menghadapi tantangan besok ketika kamu berkarir?

Narasumber: Mungkin sekitar 70% membantuku untuk memberi gambaran nyata ketika besok bekerja. Tentunya dengan harapan Aku bisa lebih profesional dan matang saat besok sudah menjalani profesi.

Adakah nasihat untuk masyarakat umum mengenai pentingnya kesehatan?

Narasumber: Kesehatan itu sangat mahal. Jadi, sangat perlu dijaga, apalagi yang masih muda. Waktu muda adalah waktu yang sangat bagus untuk investasi kesehatan. Tidak apa-apa jika mungkin kita harus menahan diri dari life style yang tidak sehat, dari pada harus membayar mahal untuk obat dan pelayanan kesehatan. Untuk beberapa orang dengan penyakit bawaan, tetap ikhlas dan semangat untuk sehat. Mungkin itu suatu cara dari Allah untuk mengangkat derajat kita.

Pesan untuk mahasiswa keperawatan di luar sana.

Narasumber: Teruntuk mahasiswa kesehatan di luar sana (khususnya D3 Keperawatan seperti Aku), semangat selalu untuk terus belajar dan mengabdi kepada masyarakat. Meskipun di lapangan mungkin D3 seringkali dipandang sebelah mata, namun yakinlah yang terpenting kita masih selalu dibutuhkan untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat.


        Dalam hidup, ada saatnya kita berada di titik lelah yang akhirnya menjadikan kita kurang bersyukur atasegala nikmat dan kesempatan yang kita miliki. Mungkin terdengar sedikit jahat, namun terkadang dengan melihat orang lain dengan ujiannya, menyadarkan kita bahwa kita tidak sendirian yang diuji dengan hal seberat dan semelelahkan ini. Bahkan, kita benar-benar masih kurang bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Senyuman, ucapan terima kasih dan doa yang tulus dari orang yang telah kita bantu menjadi pelipur ajaib untuk kita yang mungkin sedang dalam keadaan lelah. Jika kita mau untuk sedikit merenung, pelajaran dan hikmah hidup akan dengan mudah kita dapati di sekitar kita. Bahkan dalam setiap ujian, lelah, marah, sedih yang kita rasakan terdapat beribu makna yang memberikan kekuatan agar kita menjadi manusia tangguh di kemudian hari. 

Nakba: Luka Palestina yang Terus Berdarah

1948 - 2025, Commemorate   77th of The Nakba Tragedy