Minggu, 16 Maret 2025

Top Three Mata Kuliah Tergokil Selama Empat Semester di Sastra Arab UNS!

 

Top Three Mata Kuliah Tergokil Selama Empat Semester di Sastra Arab UNS!

Jurusan Sastra Arab? Di sana belajar apa saja? Materinya berbahasa Arab semua, ya?

Halo, Pembaca sekalian!👋

    Saya merupakan mahasiswi yang pada saat ini (Maret, 2025) sedang menempuh semester empat di jurusan Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret. Meskipun tidak ada tugas laprak, kuliah di jurusan ini lebih seru dari apa yang saya bayangkan sebelumnya. Tentunya dengan teman – teman dan para dosen yang menjadikan empat semester saya di jurusan ini lebih berwarna dan penuh pengalaman baru. Kira – kira selama empat semester ini, mata kuliah apa saja yang paling gokil menurut Admin Spektra?

    Menurut pengalaman pribadi saya, banyak terlontar pertanyaan (seperti beberapa pertanyaan di awal tadi) dari orang – orang yang masih “awam” dengan jurusan Sastra Arab. Seringkali yang terpikir dalam benak mereka adalah pembelajaran di jurusan Sastra Arab tidak jauh-jauh dari Nahwu, Sharaf, atau pun Kesusastraan Arab (seperti puisi Arab, Novel Arab). Padahal, di jurusan ini (khususnya di UNS) juga belajar tentang ilmu – ilmu linguistik, balaghah, kebudayaan Timur Tengah, khat ‘Araby, sastra anak, dan masih banyak lagi. 

    Setiap mahasiswa tentunya memiliki pandangan masing-masing terhadap tingkat kesulitan maupun minat pada setiap mata kuliah. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti bakat, latar belakang pendidikan sebelumnya, hingga metode belajar-mengajar dari dosen. Untuk itu, pada tema kali ini saya akan membagi opini pribadi terkait mata kuliah apa saja yang paling gokil selama empat semester. Maksud dari “gokil” di sini adalah mata kuliah yang paling menantang dan saya minati. Berikut top three mata kuliah tergokil selama empat semester di jurusan Sastra Arab UNS:

Sharaf (Morfologi)

Urutan pertama jatuh pada mata kuliah Sharaf. Mata kuliah ini mempelajari tentang perubahan dan asal muasal pembentukan suatu kata bahasa Arab. Selain banyak pola pembentukan kata yang harus dihafal, mata kuliah ini juga diampu oleh seorang ibu dosen yang sangat tegas dan teliti. Jika pada jenjang pendidikan sebelumnya tidak pernah menerima pembelajaran Sharaf, maka teman – teman harus dua kali lipat lebih rajin belajar di luar kelas dari teman yang lain. Karena mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah bertingkat, yang mana jika tidak lulus pada Sharaf I, maka secara otomatis tidak bisa mengambil Sharaf II di semester berikutnya. Jadi, kami harus memastikan nilai yang didapat di mata kuliah ini memenuhi target minimal agar tidak perlu mengulang.

Mahasiswa Sastra Arab UNS idealnya akan mempelajari mata kuliah ini selama tiga semester awal dengan rincian; Sharaf I di semester satu, Sharaf II di semester dua, dan Sharaf III di semester tiga. Semakin naik semester, tingkat kesulitan materi juga pasti akan bertambah. Metode belajar dari dosen juga semakin tegas. Puncaknya yaitu di semester tiga, yang mana menjadi semester terakhir adanya mata kuliah ini. Pada semester tiga, mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk tugas pembuatan makalah dan presentasi secara bergilir pada setiap pekan. Yang menjadi tantangan bagi kami saat itu adalah cara penulisan transliterasi yang tepat, pencarian referensi berupa buku-buku induk berbahasa Arab, dan materi yang harus benar – benar dikuasai oleh setiap anggota kelompok. Selain itu, dosen yang sangat teliti terhadap koreksi penulisan makalah; mulai dari kutipan, tulisan Arab, harakat, dan tentu saja susunan kalimatnya. Namun, berkat gemblengan dari beliau, semester tiga saya menjadi lebih seru dan sangat menantang.


    Gambar di atas merupakan foto saya bersama teman-teman satu tim ketika selesai presentasi dan kami berhasil mendapatkan nilai A untuk tugas makalah. Hal tersebut menjadi suatu kepuasan tersendiri bagi kami, mengingat usaha yang telah kami lakukan dengan sebaik mungkin dari satu bulan sebelum hari presentasi.

2.      Kebudayaan Timur Tengah

            Urutan kedua yaitu mata kuliah Kebudayaan Timur Tengah, atau biasa kami singkat dengan KTT. Jika kita mempelajari suatu bahasa dari suatu bangsa, maka kita juga harus mengetahui kebudayaan bangsa tersebut. Oleh karena itu, sesuai dengan namanya, mata kuliah ini mempelajari tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di Timur Tengah. Mulai dari letak geografis hingga aspek sosial, politik, dan religi.

            Kami baru saja mendapatkan mata kuliah ini di semester empat. Meskipun baru terlaksana tiga kali pertemuan, saya sudah tertarik dengan mata kuliah ini sejak semester dua. Tidak ada alasan tertentu mengapa KTT masuk ke dalam “Top Three”, selain mata kuliah ini merupakan mata kuliah kesukaan saya. Mungkin dibanding menantang seperti Sharaf, metode belajar di mata kuliah ini lebih santai. Salah satu yang menjadi alasan ketertarikan  saya dengan mata kuliah ini adalah mengetahui fakta dan sejarah bahwa kawasan yang akan saya pelajari merupakan kawasan strategis dan menjadi  pusat perdagangan dan interaksi budaya sejak zaman kuno. Wilayah ini juga kaya akan sumber daya alam, terutama minyak dan gas bumi, yang menjadikannya sebagai pusat perhatian dalam geopolitik global. Pembahasan tentang kebudayaan satu negara ke negara lain yang ada di Timur Tengah, seperti Mesir, Palestina, Yordania, Arab Saudi, hingga Turki seakan mengajak pikiran saya untuk hadir berkeliling di negara-negara tersebut.

3.      Jurnalistik

             Urutan ketiga dari mata kuliah tergokil selama empat semester di Sastra Arab UNS jatuh kepada mata kuliah Jurnalistik. Mata kuliah yang juga baru saya dapat di semester empat ini mempelajari tentang teknik penulisan berita, istilah – istilah dalam dunia jurnalistik hingga kode etik seorang jurnalis. Selain itu, kami juga akan melakukan praktek wawancara dan penulisan berita layaknya seorang wartawan atau pun jurnalis.

            Adanya mata kuliah ini adalah sebagai bekal awal untuk mempersiapkan lulusan Sastra Arab UNS yang mungkin akan berkiprah di dunia jurnalistik. Di samping itu, dengan mengetahui gaya penulisan dan istilah – istilah jurnalistik, menjadikan kita lebih peka terhadap kualitas berita yang beredar, sehingga kita tidak mudah tergiring opini. Di tengah fenomena kondisi zaman saat ini, inilah yang menjadi alasan mata kuliah ini penting dan sangat menantang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nakba: Luka Palestina yang Terus Berdarah

1948 - 2025, Commemorate   77th of The Nakba Tragedy